Jumat, 08 Juli 2011

PERBEDAAN PENDEKATAN PSIKODINAMIK, BEHAVIORIS, DAN HUMANISTIK


PERBEDAAN PENDEKATAN PSIKODINAMIK, BEHAVIORIS, DAN HUMANISTIK
Pendekatan Psikodinamik
· Konselor psikodinamik mencurahkan fokusnya pada pemahaman
· Pendekatan psikodinamik memiliki asumsi kunci: (a) masalah emosional berakar pada pengalaman masa kanak-kanak, (b) biasanya orang tidak sadar akan sifat alamiah dari pengalaman-pengalaman, (c) materi bawah sadar secara tidak langsung muncul dalam konseling melalui reaksi tranference terhadap konselor dan dalam mimpi serta fantasi;
· Konselor psikodinamik dapat membantu klien mencapai kesadaran dan pemahaman terhadap alasan di balik masalahnya, dan kemudian menerjemahkannya ke dalam kemampuan yang matang dalam menghadapi berbagai masalah di masa yang akan datang;
· Pendekatan psikodinamik menggunakan asosiasi bebas sebagai metode utama untuk mengungkap konflik dan masalah internal, terutama melalui eksplorasi keinginan, mimpi, dan fantasi.
· Dalam pendekatan psikodinamik, insight merupakan aspek sentral atau paling tidak sangat diharapkan untuk keberhasilan terapi, bukan hanya katarsis, atau pengekspresian perasaan.
· Dalam pendekatan psikodinamik konselor berperan menginterpretasikan kandungan mental bawah sadar untuk memungkinkan klien mendapatkan pemahaman mendalam.
· Teori psikodinamik memiliki pemahaman perkembangan masa kanak-kanak yang mendalam.
· Pendekatan psikodinamik dan relasi objek menampilkan citra person yang diinvasi oleh orang lain dan dibebani bukan oleh ”kondisi yang layak” (condition of worth), tetapi oleh internalisasi representasi orang tua yang melecehkan (anak-anaknya).

Pendekatan Behavioris-Kognitif
· Terapis kognitif behavioral memberikan sebagian besar perhatiannya untuk kontrol dan manajemen tingkah laku.
· Pendekatan behavioris memiliki asumsi utama proses pembelajaran melalui pengkondisian klasik dan operan, observasi langsung terhadap perilaku dan sikap ilmiah dalam memonitor perubahan perilaku. Prinsip behavioral ini diaplikasikan dalam konseling melalui teknik seperti desensitisasi sistematis dan kontrol diri behavioral.
· Perspektif behavioristik memberikan perhatian khusus pada bahasa yang digunakan oleh orang-orang untuk menciptakan realitas di mana mereka hidup, dan terapis mencoba membantu klien untuk lebih sadar akan kondisi tersebut dan kemudian mengubahnya. Pendekatan ini mempertahankan pendekatan kognitif-behavioral untuk menghasilkan solusi, bukan hanya sekedar “membedah” masalah.
· Pendekatan behavioris memiliki metode, tujuan, dan konsep penanganan yang didefinisikan secara operasional, biasanya dapat diukur dan dapat direplikasi.
· Pendekatan behavioris mengutamakan bagaimana memotivasi ”pembicaraan tentang solusi” pada klien.
· Dalam pendekatan behavioristik konselor merekomendasikan pendekatan yang memiliki tujuan dan terstrutur, dan yang menggunakan teknik-teknik tertentu seperti penugasan pekerjaan rumah, latihan relaksasi, monitor diri, dan pencegahan kambuhan.
· Teori behavioral hanya ”membisu” terhadap perkembangan anak.
· Pendekatan behavioral menyajikan potret seseorang yang berjuang untuk mengatur hidupnya dan menjadi pemecah masalah yang rasional dan sukses.

Pendekatan Humanistik
· Pendekatan humanistik bertkonsentrasi pada hal yang dialami klien “sekarang dan di sini”(here and now). Pendekatan humanistik berasumsi bahwa manusia memiliki kecenderungan alamiah ke arah perkembangan emosional yang sehat.
· Praktisi humanistic memiliki tujuan mempromosikan penerimaan diri dan kebebasan personal.
· Pendekatan humanistik menggunakan terapi yang menengarai dan mengurangi ketidakkongruenan antara pengalaman dan konsep diri.
· Pendekatan humanistik memandang bahwa hubungan konselor dan klien merupakan aspek sentral.
· dalam pendekatan humanistik konselor berperan dalam membantu klien memperoleh pendalaman-pendalaman eksperiensial dan penerimaan diri.
· sedangkan pendekatan humanistik hanya berbicara sangat sedikit dalam penggunaan konsep condition of worth.
· Pendekatan humanistik melihat manusia sebagai seseorang yang berusaha mengaktualisasikan dirinya dan memiliki kecenderungan untuk mencapai arah perkembangan emosi yang sehat.